
SISTEM penerangan pada mobil terbagi menjadi beberapa bagian,
di mana salah satunya adalah lampu depan. Lampu depan yang terdiri atas lampu
kepala dan lampu sein sangat vital keberadaannya di mobil. Lampu kepala sendiri
terdiri atas lampu jarak dekat dan jarak jauh yang berfungsi menerangi jalan
pada saat malam hari. Untuk
membantu memperbaiki jarak pandang ke arah depan di saat hujan lebat, jika
lampu utama kendaraan tidak mampu menembus lebatnya hujan, maka lampu kabut atau fog lamp yang berwarna kuning merupakan solusi untuk menghadapi situasi dan keadaan yang seperti itu.
Lampu kabut biasanya dipasang sebagai lampu tambahan yang
menyorot berwarna kuning. Lampu kabut memiliki dua posisi, ada yang dipasang
sebagai lampu tambahan di moncong atau juga di atap mobil. Ada juga yang di
pasang dari pabrik mobilnya, menyatu dengan bodi kendaraan di bagian bumper
depan mobil. Lampu kabut
yang dipasang tidak tepat justru akan mengganggu pengendara lainnya dari arah
berlawanan. Beberapa negara memiliki peraturan yang ketat mengenai penggunaan
lampu kabut. Lampu kabut yang dipasang tepat adalah yang diarahkan
sedemikian rupa ke sudut bagian bawah jalan, sehingga fungsi lampu kabut adalah
untuk bisa menyoroti batas jalanan agar tetap terlihat.
Lampu jarak dekat mempunyai jarak penyinaran sekitar 40 m
dari ujung depan mobil, biasanya dipakai untuk melakukan perjalanan malam hari
di jalanan perkotaan dengan penerangan lampu jalan yang baik. Sedangkan untuk lampu jarak jauh mempunyai jarak
penyinaran berkisar 100 m dari ujung depan mobil kita, sehingga jangkuan ke
depannya lebih jauh, biaanya lampu jauh ini dipakai untuk mengetahui kondisi
jalanan di depan saat kita mau menyalip mobil pada malam hari.
Sementara model lampu kepala sendiri ada dua macam yaitu
sealed beam dan semi sealed beam. Kedua model lampu ini dibedakan berdasarkan
konstruksinya. Model sealed beam ditunjukkan dengan bohlam lampu dan rumah
lampu menyatu, sehingga jika lampu mati maka penggantiannya pun harus satu
paket. Sedangkan untuk model semi sealed beam konstruksinya terpisah antara
bohlam lampu dengan rumah lampu sehingga memungkinkan untuk penggantian
bohlamnya saja. Untuk model kedua biasanya dipasangi dengan jenis lampu halogen
ataupun juga lampu xenon.
Lalu tahukah anda mengapa kendaraan bermotor, baik itu roda
empat maupun roda dua lampu sinarnya harus berwarna kuning? Dan lampu di lepas
pantai yang menandakan dekat daratan harus berwarna kuning? Jawabannya adalah Efek Tyndall
[John Tyndall (1820-1893)].
Efek Tyndall adalah
adanya gejala penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Apabila
seberkas cahaya dijatuhkan ke dalam sistem koloid, maka cahaya akan
dihamburkan. Apabila seberkas cahaya dijatuhkan ke dalam sistem larutan, maka
cahaya akan diteruskan.
- · sorot lampu pada malam yang berkabut
- · sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap /berdebu, dan
- · berkas sinar matahari melalui celah daun pohon pada pagi hari yang berkabut.
Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang
mempunyai panjang gelombang berbeda. Sinar kuning, misalnya, lebih sedikit
dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut, di
mana cahaya kuning dapat menembus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan. Jadi seperti yang kita kita ketahui bahwa mata kita dapat
melihat karena adanya pantulan cahaya dari sebuah benda yang masuk ke mata kita
dan diterjemahkan oleh otak sesaui dengan panjang gelombang warna yang
dipantulkan. Mata
normal manusia akan dapat menerima panjang gelombang dar 400-700 nm, mata kita
dapat beradaptasi dengan cahaya yang memiliki sensetivitas maksimum di sekitar
555 nm, dimana daerah sensitivitas ini berada pada warna kuning cahaya,
sehingga supaya timbul respon yang baik antar sesama pengguna jalan maka pada
setiap kendaraan di beri lampu kuning dibagian depannya dan warna merah di
bagian belakangnya karena lampu merah memiliki sensitivitas yang
rendah. terkadang warna kuning juga digunakan untuk plakat/pamplet jalan yang
menyerukan sebuah kewaspadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar