Aki, merupakan salah satu komponen utama pada mobil. Gangguan pada accu bisa berdampak pada sistem kelistrikan mobil, khususnya mobil sistem injeksi. Tegangan atau voltase tak stabil dalam waktu lama dapat mempercepat usia pakai ECU. Karena itu, memilih aki yang benar dan perawatan secara berkala, merupakan salah satu cara mengeliminir gangguan aki.
Pada sebuah mobil, aki merupakan sumber energi yang berfungsi menjalankan perangkat elektrik. Seiring inovasi dan teknologi permobilan, teknologi aki pun berkembang pesat untuk menyesuaikan kebutuhan pasokan energi listrik yang diperlukan kendaraan. Bahkan teknologi yang dikembangkan produsen aki pun sekarang turut mempertimbangkan kemudahan dalam perawatan.
Lantas, bagaimana memilih aki yang sesuai dengan karakter mobil yang Anda gunakan? Banyak merek aki di pasaran dan konsumen menganggap semua merek sama. Padahal, bisa saja aki yang dibeli tidak sesuai dengan standar kebutuhan pada mobil yang digunakannya.
Secara garis besar, aki bisa dipilah menjadi tiga jenis. Pertama, aki konvensional atau dikenal dengan istilah aki basah yang memerlukan penambahan air atau elektrolit yang relatif lebih sering. Lalu ada aki hybrid yang tergolong low maintenance. Jenis aki ini perawatannya dianggap lebih mudah karena penambahan air aki cukup antara tiga hingga beberapa bulan sekali. Dan ketiga, aki jenis MF atau maintenance free yang tidak perlu penambahan air aki sama sekali.
Perbedaan utama dari teknologi ketiga jenis aki tersebut terletak pada intensitas penguapan cairan di dalam aki. Sementara besar-kecilnya penguapan, sangat ditentukan kandungan bahan kimia. Singkatnya, persentase kandungan antara timbal (Pb) dan kalsium (Ca), inilah yang membedakan jenis aki konvensional, hybrid maupun MF.
Penambahan Ca menghasilkan penguapan pada aki dapat ditekan sekecil mungkin. Kalsium memegang peranan penting untuk mengurangi terjadinya penguapan elektrolit secara berlebihan. Perbedaan teknologi dan komposisi itu pula yang menjadikan harga ketiga jenis aki tersebut berbeda. Tipe MF memiliki harga paling mahal dibandingkan jenis lainnya.
Pada teknologi aki konvensional, rata-rata setiap sel positif dan negatif memiliki kandungan timbal (Pb) sebanyak 2,5%. Untuk hibryd, kandungan Pb berkurang menjadi 1,7% di sel positifnya. Sedangkan sel negatifnya 1,7% tetapi telah dicampur dengan Ca. Khusus aki MF, kandungan Pb sel positifnya tetap 1,7%, namun sel negatifnya tidak mengandung Pb karena telah digantikan oleh Ca sebanyak 1,7%.
Dari proses pencampuran bahan antara timbal dan kalsium, dapat diketahui tingkat perawatan aki. Semakin banyak kalsium digunakan, semakin bebas dari perawatan.
Kini kebutuhan arus listrik yang tinggi pada mobil keluaran baru tidak bisa dihindari lagi berkat pengaplikasian perangkat komputer pada mobil seperti ECU (Electronic Control Unit). Peningkatan peranti audio, juga faktor penyebab pabrikan mobil menuntut produsen aki mengembangkan teknologi baru. Yaitu aki dengan tegangan sebesar 42 Volt. Umumnya mobil menggunakan aki 12 Volt yang hanya menghasilkan daya sekitar 2,8 sampai 3 kilowatt.
Daya sebesar itu memungkinkan pemakaian motor listrik untuk menggerakkan beberapa perangkat lainnya yang sebelumnya digerakkan oleh mesin. Misalnya kompresor AC, oil pump, water pump, power steering, serta pengatur buka tutup katup. Kerja mesin menjadi lebih ringan dengan getaran dan bunyi yang lebih halus. Keuntungan lainnya mesin pun lebih hemat bahan bakar. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar